Jumat, 11 Januari 2013
Sholat
Tahajud Sebagai Terapi Protektif Terhadap Faktor
Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Alfi Kamalia (102010101028, 2010), Sayyidah Auliany
A. (102010101041, 2010)
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2011
Pada tahun 2010 dilaporkan PJK
merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni
sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Institute HeartMath, variabilitas denyut jantung (HRV) merupakan indikator
penting dari fisiologis tubuh dan perilaku.
Karena
sedemikian pentingnya fungsi jantung terhadap kehidupan manusia, selain sebagai
organ pemompa darah, jantung juga berperan penting terhadap perubahan perilaku.
Dan dengan terus meningkatnya prevalensi penyakit jantung, khusunya di
Indonesia, maka dibutuhkan suatu sarana yang mampu memberikan proteksi terhadap
penyakit jantung khusunya penyakit jantung koroner sehingga jantung tetap
terpelihara baik.
Rasulullah
Saw dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut:
“Shalat tahajud dapat menghapus dosa,
mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit, (HR Tirmidzi)”.
Hadis
Nabi Saw tersebut, sholat tahajut memberikan berbagai manfaat baik dari segi
spiritual maupun segi kesehatan, yakni mampu menghapus dosa, mendatangkan
ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit. Hal ini menimbulkan sebuah
ketertarikan bagi penulis untuk menelaah lebih jauh mengenai hubungan dari
ibadah mahdah dengan risiko sebuah penyakit. Oleh karena itu, dalam
karya tulis ini penulis menelaah bagaimana implikasi sholat tahajud sebagai
terapi protektif terhadap risiko penyakit jantung koroner.
Tujuan
penulisan dari karya tulis ini adalah sebgai berikut: untuk mengetahui
karakteristik sholat tahajud yang mampu menurunkan sekresi hormone kortisol dan
untuk mengetahui implikasi sholat tahajud sebagai terapi protektif terhadap
risiko penyakit jantung koroner.
Shalat
tahajud merupakan salah satu sholat sunah yang bukan rawatib. Tahajud artinya
bangun dari tidur. Sholat tahajud artinya sholat sunah yang dilakukan pada
wantu malam hari dan dilaksanakan didahului dengan tidur walaupun tidurnya
hanya sebentar(Abu
Husein, 1992). Faktor risiko penyakit jantung koroner dibedakan menjadi
dua, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan (nonmodifiable risk factors)( Brian H. Galbut MD, Michael H Davidson MD,2005) meliputi keturunan,
umur, dan jenis kelamin; faktor yang dapat dikendalikan (modifiable risk
factors) (M. Montaye, D. De
Bacquer, G. De Backer and P. Amouye,2000), meliputi hipertensi, merokok,
penyakit Diabates Mellitus, stres, obesitas, hiperkolesterolemia, diet, aktivitas fisik.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan
menggunakan beberapa metode. Antara lain dengan metode deskriptif, literature,
diskusi, pemikiran subyektif, analisis dan alur pemikiran.
Sholat tahajud dilaksanakan dengan niat ikhlas, dengan keinginan
yang kuat dan menunggalkan tujuan hanya kepada Allah Swt., dipersepsikan
positif, maka amigdala akan mengirimkan informasi kepada Locus Coeruleus
(LC) yang mengaktifkan reaksi syaraf otonom. Lewat hipotalamus, mensekresi neurotransmitter,
endorphin, dan enkepalin, yang berfungsi penghilang rasa sakit dan pengendalian
sekresi CRF secara berlebih. Akibatnya, sekresi ACTH juga stabil dan
terkendali. Dan akhirnya sekresi kortisol akan terkendali, sesuai dengan irama
sirkadian, yakni rendah pada malam hari.
Sekresi kortisol akan terkendali, sesuai dengan irama sirkadian,
yakni rendah pada malam hari. Konsentrasi kortisol yang rendah akan
mengakibatkan sekresi renin juga stabil, sehingga tidak terjadi peningkatan
tekanan arteri, hipertensi dan menimbulkan efek terapi protektif terhadap
penyakit jantung koroner.
Pada pengamal sholat tahajut, akan terjadi penurunan kadar kortisol
sehingga mereka berada pada keadaan emosi positif. Dengan demikian, sholat
tahajud sebagai sarana protektif terhadap risiko penyakit jantung dengan
memberikan efek berupa penurunan kortisol sehingga tercapailah keadaan emosi
positif (ketenangan) yang mampu mengendalian diri, khususnya pengendalian
terhadap amarah.
Karakteristik sholat tahajut yang mampu menurunkan sekresi hormon
kortisol adalah sholat tahajud yang dilaksanakan dengan niat ikhlas. Implikasi
sholat tahajud terhadap faktor risiko penyakit jatung koroner dengan mencegah
timbulnya hipertensi dan amarah. Sementara itu, sholat tahajud diduga mampu
memberikan proteksi terhadap faktor risiko lainnya, yakni diet,
hiperkolesterolemia, obesitas aktivitas fisik, dan merokok.
Keyword: PJK, Sholat Tahajud, Kortisol, dan Faktor Risiko PJK
Jumat, 23 November 2012
Sepiring Inspirasi Dari Langit -Sang Pemenang-
Ratusan kali bulan mengitari bumi.
Dalam masa itu,
terlahir orang yang
berkali-kali mengubah wajah dunia.
Dalam masa itu pula,
lahir orang-orang yang
tak pernah berbuat apa pun
hingga saat mereka dikubur di perut bumi.
Banyak. Jumlah mereka banyak,
bahkan terlalu banyak.
Namun, sejarah tak penah menitikkan setetes
tinta pun untuk apa yang mereka lakukan.
Sepertinya, keberadaan mereka sama dengan tidak adanya.
Kalaupun ada namun tidak ada artinya.
Bumi akan menjadi saksi
atas apapun yang kalian lakukan.
Ada pejuang, ada pecundang.
Pilihan ada di tangan kalian!
Dalam masa itu,
terlahir orang yang
berkali-kali mengubah wajah dunia.
Dalam masa itu pula,
lahir orang-orang yang
tak pernah berbuat apa pun
hingga saat mereka dikubur di perut bumi.
Banyak. Jumlah mereka banyak,
bahkan terlalu banyak.
Namun, sejarah tak penah menitikkan setetes
tinta pun untuk apa yang mereka lakukan.
Sepertinya, keberadaan mereka sama dengan tidak adanya.
Kalaupun ada namun tidak ada artinya.
Bumi akan menjadi saksi
atas apapun yang kalian lakukan.
Ada pejuang, ada pecundang.
Pilihan ada di tangan kalian!
dikutip dari Sepiring Inspirasi dari Langit by Mirza Ghulam I.