Sabtu, 15 Oktober 2011
Pikirkan dan Syukurilah!
Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.}
(QS. Ibrahim: 34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.
{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}
(QS. Luqman: 20)
Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)
Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?
Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda,
hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?
Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.
Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!
{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}
(QS. Adz-Dzariyat: 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.}
(QS. An-Nahl: 83)
Daftar Pustaka
La Tahzan, jangan bersedih / 'Aidh al-Qarni; penerjemah, Samson Rahman;
penyunting, Syamsuddin TU dan Anis Maftukhin. -Jakarta: Qisthi Press, 2004.
{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.}
(QS. Ibrahim: 34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.
{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}
(QS. Luqman: 20)
Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)
Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?
Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda,
hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?
Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.
Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!
{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}
(QS. Adz-Dzariyat: 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.}
(QS. An-Nahl: 83)
Daftar Pustaka
La Tahzan, jangan bersedih / 'Aidh al-Qarni; penerjemah, Samson Rahman;
penyunting, Syamsuddin TU dan Anis Maftukhin. -Jakarta: Qisthi Press, 2004.
Sabtu, 10 September 2011
Sholat Tahajud dengan Ikslas Vs Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Setelah membaca judul diatas, apa yang ada dalam pikiran anda? Kaget? Ah biasa aja? Sebagai mahasiswa kedokteran harus baca ni, let’s cekidot. Sholat tahajud sendiri bearti sholat sunah yang dilakukan pada wantu malam hari dan dilaksanakan didahului dengan tidur walaupun tidurnya hanya sebentar. Sementara itu kalo kita mo tinjau dari segi medis ni, faktor risiko penyakit jantung koroner dibedakan menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan (nonmodifiable risk factors),yaitu keturunan, umur, dan jenis kelamin; faktor yang dapat dikendalikan (modifiable risk factors) meliputi hipertensi, merokok, penyakit Diabates Mellitus, stres, obesitas, hiperkolesterolemia, diet, aktivitas fisik.
Sebagai calon dokter jurnal dan penelitian bukan lagi hal yang asing lho, ni penelitian terbaru tentang jantung yang dilakukan oleh Institute of HearMath, HRV (Heart Rate Variability) merupakan indikator penting dari fisiologis tubuh dan perilaku. dalam penelitian ini jantung bertindak seolah punya pengaturannya sendiri. Jantung lebih dari pompa sederhana. Jantung memiliki self organized information processing center, pusat pengolahan informasinya sendiri yang disebut own functional brain sehingga mampu berkomunikasi dan mempengaruhi fungsi otak dan sebagian besar organ utama tubuh dan akhirnya menentukan kualitas hidup. HRV atau irama jantung mencerminkan kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan tuntutan lingkungan Jika jantungnya baik maka perilaku individu baik.
Nah udah pada tau semua kan betapa pentingnya jantung, sebagai calon dokter islam akan kah kita hanya diam saja dengan hasil penelitian dan kajian-kajian keilmuah terbaru????harus ngapain dunk kita sebagai calon dokter. Ni dia jawabannya. So kita perlu telaah lebih jauh hubungan ibadah mahdah, sholat tahajud dengan faktor risiko penyakit jantung koroner.
Udah tahu semuakan apa yang harus dilakukan, ya telaah terhadap sholat tahajud Vs faktor risiko penyakit jantung koroner. berdasarkan study peustaka yang kami lakukan, ternyata sholat tahajud tidak hanya sholat yang diperintahkan tanpa esensi. Sholat tahajud mampu memberikan proteksi (baca: menjaga) jantung kita dari faktor risiko penyakit jantung koroner, yakni hipertensi, amarah, diet, hiperkolesterolemia, obesitas aktivitas fisik, dan merokok. Hal ini bisa terjadi karena sholat tahajud melalui trasmisinya ke hipotalamus mampu mengendalikan sekresi hormon kortisol. Subhanallah, indah bukan? Ternyata disetiap perintah Allah terdapat esensi yang lebih dari sekedar spiritual saja melainkan kesehatan juga. So masih ragukah anda untuk melaksanakan sholat tahajud dengan ikhlas. Utamanya di Ramadhan yang indah ini, marilah kita tingkatkan keikhlasan kita dalam setiap ibadah kita pada Allah.